Bayangkan sebuah energi setara dengan delapan Matahari dilepaskan dalam sekejap. Itulah yang terjadi saat dua lubang hitam bertabrakan di luar angkasa, menciptakan gelombang gravitasi yang mengguncang ruang-waktu dan melintasi tujuh miliar tahun perjalanan menuju Bumi. Pada Mei 2019, sinyal kosmik ini menggetarkan detektor laser di Amerika dan Italia.
Tabrakan Lubang Hitam yang Luar Biasa
Peristiwa ini tercatat sebagai tabrakan lubang hitam terbesar yang pernah diamati. Kedua lubang hitam menghasilkan energi 142 kali massa Matahari dalam waktu singkat. Gelombang gravitasi ini melintasi 150 miliar triliun kilometer sebelum sampai di Bumi. Profesor Nelson Christensen dari Observatorium Côte d’Azur mengatakan, “Peristiwa ini terjadi tepat sebelum paruh waktu alam semesta.”
Gelombang Gravitasi: Riak dalam Ruang-Waktu
Gelombang gravitasi adalah prediksi dalam Teori Relativitas Umum yang dikemukakan oleh Einstein. Teknologi yang mengubah prediksi ini menjadi kenyataan baru tersedia dalam beberapa dekade terakhir. Gelombang ini muncul saat peristiwa besar seperti tabrakan lubang hitam. LIGO-VIRGO, kolaborasi internasional yang mengoperasikan detektor gelombang gravitasi di Amerika dan Eropa, berhasil mendeteksi sinyal tajam ini.
Penemuan Lubang Hitam Berukuran Menengah
Tabrakan ini juga membawa penemuan penting: lubang hitam berukuran menengah, yang massanya antara 100 hingga 1.000 kali massa Matahari. Sebelumnya, ilmuwan hanya mengetahui lubang hitam berukuran kecil dan supermasif. Profesor Martin Hendry dari Universitas Glasgow menyatakan bahwa lubang hitam besar bisa terbentuk melalui penggabungan lubang hitam lebih kecil.
Misteri Pembentukan Lubang Hitam
Penemuan lubang hitam bermassa 85 kali Matahari menantang asumsi lama tentang bagaimana lubang hitam terbentuk. Biasanya, hanya bintang yang lebih besar dari 65 massa Matahari yang bisa menjadi lubang hitam. Namun, objek ini mungkin merupakan hasil penggabungan lubang hitam yang lebih kecil. Profesor Hendry mengungkapkan, “Lubang hitam ini mungkin bergabung dengan yang lebih besar, menciptakan lubang hitam supermasif.”
Teknologi dan Masa Depan Penelitian
Sejak LIGO pertama kali mendeteksi gelombang gravitasi pada 2015, penelitian semakin cepat berkembang. Profesor Alessandra Buonanno dari Institut Max Planck mengatakan, “Kami akan semakin sering mendeteksi gelombang gravitasi dan mempelajari lebih banyak tentang lubang hitam.”
Kesimpulan: Pembukaan Wawasan Baru
Penemuan gelombang gravitasi dari tabrakan lubang hitam pada Mei 2019 membuka pemahaman baru tentang alam semesta. Sinya yang berasal dari peristiwa tujuh miliar tahun lalu memberi wawasan tentang lubang hitam berukuran menengah dan proses pembentukannya. Dengan kemajuan teknologi, kita semakin dekat memahami lebih banyak misteri alam semesta ini.