NASA baru-baru ini mencapai pencapaian luar biasa dengan wahana Parker Solar Probe. Parker Solar Probe berhasil melintasi bagian luar atmosfer Matahari, yaitu korona. Para ilmuwan menyebut peristiwa ini sebagai tonggak sejarah yang penting dalam pemahaman kita tentang Matahari, bintang terdekat kita.
Meski kejadian ini terjadi pada bulan April, para peneliti baru saja mengonfirmasi pencapaian tersebut melalui analisis data terbaru. Wahana Parker berhasil menembus wilayah korona yang ekstrem dan memberikan informasi baru tentang fenomena yang terjadi di sekitar Matahari.
Menembus Wilayah Korona yang Mengerikan
NASA meluncurkan misi Parker Solar Probe pada 2018 sebagai salah satu yang paling berani dan ambisius. Wahana ini bertujuan terbang semakin dekat dengan Matahari dan mengumpulkan data penting sepanjang perjalanan.. Kecepatan Parker yang luar biasa—lebih dari 500.000 kilometer per jam—memungkinkan wahana ini untuk melintasi wilayah yang sangat panas dan penuh radiasi.
Pelindung panas tebal pada Parker melindunginya dari suhu dan radiasi Matahari yang ekstrem. Para ilmuwan berharap Parker dapat memberikan wawasan baru yang lebih dalam tentang berbagai fenomena yang terjadi di korona Matahari.
Korona: Misteri yang Masih Belum Terpecahkan
Korona adalah lapisan luar atmosfer Matahari, yang memiliki suhu mencapai jutaan derajat Celsius—lebih panas daripada permukaan Matahari yang hanya sekitar 6.000 derajat. Fenomena ini menjadi misteri besar, karena para ilmuwan belum bisa menjelaskan mengapa suhu di korona bisa sangat tinggi.
Selain itu, korona juga menjadi sumber angin Matahari, aliran partikel bermuatan seperti proton dan elektron yang bergerak sangat cepat menuju Bumi. Proses fisik yang mempercepat partikel-partikel ini masih belum sepenuhnya dipahami. Oleh karena itu, misi Parker menjadi sangat penting untuk memberi jawaban mengenai hal ini.
Parker Membantu Mengantisipasi Badai Matahari
Parker Solar Probe mengumpulkan data yang sangat relevan untuk kehidupan di Bumi. Aktivitas Matahari, seperti ledakan atau badai Matahari, bisa mengganggu medan magnet Bumi. Hal ini berpotensi merusak sistem komunikasi, satelit, dan infrastruktur jaringan listrik.
Tim ilmuwan berharap data dari Parker dapat membantu mereka memprediksi badai Matahari dan mengurangi dampaknya di Bumi. Pada 2025, Parker akan semakin mendekat ke Matahari, mencapai jarak hanya 7 juta kilometer dari permukaan Matahari. Data yang lebih banyak akan membantu kita memahami lebih lanjut bahaya yang datang dari Matahari.
Misi yang Berlanjut dan Penting
Pencapaian Parker Solar Probe memperlihatkan kemajuan luar biasa dalam sains. Setiap data yang dikumpulkan membuka peluang baru untuk memahami lebih dalam tentang Matahari, korona, dan dampaknya pada Tata Surya. Misi ini juga memberi kita kesempatan untuk mempersiapkan diri menghadapi ancaman dari Matahari yang bisa mempengaruhi kehidupan di Bumi.