Dasar laut, yang selama ini penuh misteri, kini semakin terungkap berkat proyek Seabed 2030. Saat ini, inisiatif global Seabed 2030 telah memetakan hampir seperempat atau 23,4 persen dari dasar laut. Proyek ini melibatkan sukarelawan, pemerintah, perusahaan, dan lembaga penelitian, menurut laporan dari Engadget pada Sabtu (2/7/2022).
Inisiatif Global
PBB memprakarsai Seabed dengan tujuan untuk memetakan 100 persen dasar laut pada tahun 2030. Proyek ini melibatkan sukarelawan, pemerintah, perusahaan, dan lembaga penelitian dari seluruh dunia. Dalam setahun terakhir, Seabed 2030 memetakan sekitar 3,8 juta mil persegi dasar laut, setara dengan ukuran Eropa. Para peneliti optimis proyek ini akan mencapai tujuannya sesuai jadwal.
Manfaat Pemetaan
Pemetaan dasar laut penting untuk memahami perubahan iklim, pelestarian laut, serta mendeteksi tsunami dan bencana alam lainnya. Mitsuyuki Unno dari The Nippon Foundation mengatakan, “Peta lengkap dasar laut akan membantu kita menghadapi tantangan lingkungan mendesak seperti perubahan iklim dan polusi laut.”
Tantangan dan Harapan
Meski kemajuan signifikan, proyek ini menghadapi tantangan seperti keterbatasan informasi akibat alasan keamanan atau kepentingan perdagangan. Data yang berhasil dikumpulkan akan tersedia secara online melalui jaringan global GEBCO (General Bathymetric Chart of the Oceans). Proyek ini merupakan terobosan penting, membantu menjelaskan misteri dasar laut dan menawarkan solusi untuk tantangan lingkungan masa depan.
Semua data yang dikumpulkan oleh Seabed 2030 akan tersedia untuk publik secara online di jaringan global GEBCO (General Bathymetric Chart of the Oceans). Ini merupakan langkah besar bagi masyarakat dunia. Sebelumnya, menemukan informasi tentang pemetaan dasar laut sangat sulit. Contohnya, pencarian pesawat Malaysia Airlines MH370 menjadi sangat menantang karena kecelakaan terjadi di dasar laut.
