Arkeolog di Mesir baru-baru ini menggali pemakaman hewan peliharaan yang berusia hampir 2.000 tahun. Mereka menemukan sisa-sisa kucing, anjing, monyet, dan burung elang yang semuanya masih mengenakan kalung manik-manik batu dan kaca. Penemuan ini mengungkapkan hubungan unik antara manusia Mesir kuno dan hewan peliharaan mereka serta praktik pemakaman yang penuh makna.
Para peneliti menemukan situs ini secara tidak sengaja saat menggali di pinggiran Berenice, sebuah kota kuno di Mesir. Awalnya, mereka mencari tempat pembuangan sampah kuno. Namun, alih-alih menemukan itu, mereka justru menggali para pemilik yang dengan sangat hati-hati menguburkan sisa-sisa hewan peliharaan mereka.
Marta Osypinska, seorang ahli zoologi dari Akademi Ilmu Pengetahuan Polandia, memimpin tim penelitian ini.Penemuan ini mengungkapkan bahwa orang Mesir kuno sangat menghargai hewan peliharaan mereka.
Hewan Peliharaan yang Diberikan Penghormatan
Selama penggalian, para arkeolog menemukan lebih dari 585 kerangka hewan, sebagian besar berupa kucing (536 ekor), diikuti anjing (32 ekor), monyet (15 ekor), rubah, dan elang. Mereka menempatkan beberapa hewan dalam peti mati darurat meski tidak mumi.
Selain itu, para peneliti menemukan kalung manik-manik pada beberapa kucing. Kalung ini menunjukkan bahwa kucing-kucing tersebut lebih dari sekadar hewan biasa. Pemiliknya memperlakukan mereka seolah-olah menjadi anggota keluarga. Para peneliti meletakkan dua bejana besar di sisi tubuhnya, menyerupai sarkofagus.
Peran Hewan Peliharaan di Zaman Kuno
Hewan-hewan ini kemungkinan besar memiliki peran praktis dalam kehidupan pemiliknya. Orang-orang memelihara kucing untuk memburu tikus, sedangkan mereka mungkin menggunakan anjing untuk menjaga rumah atau berburu. Kalung manik-manik pada kucing menunjukkan bahwa pemiliknya memperlakukan mereka dengan penuh kasih sayang. Ini mengindikasikan bahwa mereka bukan hanya hewan peliharaan biasa, melainkan anggota penting dalam kehidupan sosial masyarakat Mesir kuno.
Penemuan ini juga membantah anggapan banyak ilmuwan bahwa orang-orang zaman kuno tidak memelihara hewan peliharaan. Penemuan ini menunjukkan bahwa orang Mesir kuno sudah menjalin ikatan emosional dengan hewan mereka. Osypinska menegaskan, “Manusia zaman itu menguburkan hewan-hewan ini dengan penuh kasih, yang menunjukkan bahwa mereka memiliki hubungan yang kuat dengan hewan peliharaan mereka.”
Mengungkap Sejarah yang Terkubur
Ini juga memberikan wawasan baru tentang bagaimana mereka menghargai dan merawat hewan-hewan ini. Lebih dari sekadar hewan kerja, hewan peliharaan ini menjadi bagian penting dari kehidupan sosial dan emosional masyarakat Mesir Kuno.
Dengan temuan ini, para arkeolog kini dapat memperdalam pemahaman mereka tentang budaya Mesir Kuno. Penemuan ini juga mengingatkan kita bahwa hubungan antara manusia dan hewan peliharaan sudah ada sejak ribuan tahun yang lalu.