Retakan yang Makin Meluas
Retakan di lapisan es Larsen C di Antartika semakin meluas, memicu kekhawatiran akan terlepasnya bongkahan es raksasa. Sejak 1 Januari, keretakan ini telah memanjang sejauh 10 km, dan jika mencapai lebih dari 20 km, diperkirakan akan memecah bongkahan es sebesar seperempat wilayah Wales.
Potensi Gunung Es Terbesar
Jika ini terjadi, patahan tersebut akan menjadi salah satu gunung es terbesar yang pernah tercatat. Penelitian oleh para ilmuwan dari Universitas Swansea, Aberystwyth, dan British Antarctic Survey menunjukkan bahwa informasi tentang meluasnya patahan ini diperoleh dari sistem satelit Sentinel-1 Uni Eropa. Satelit ini mampu memantau daerah Larsen C tanpa terhalang cuaca, berkat sensor radarnya yang dapat menembus awan.
Tantangan dalam Prediksi
Saat ini, retakan itu meluas sekitar 195 km. Profesor Adrian Luckman dari Universitas Swansea menyatakan bahwa ia sulit memprediksi kapan patahan ini akan menggeser sejauh 5.000 km persegi. “Ujung patahan baru saja memasuki area es yang lebih halus, yang akan memperlambat kemajuan,” jelasnya kepada BBC. Meskipun retakan yang meluas dapat mengindikasikan percepatan pembentukan gunung es, prediksi waktu terjadinya masih sangat kompleks.
Dampak Terhadap Gletser dan Permukaan Laut
Ketika gunung es terbelah, perhatian akan beralih pada dampaknya terhadap struktur kawasan es yang tersisa. Kita masih ingat runtuhnya kawasan es Larsen B pada tahun 2002, yang menyebabkan gletser-gletser di belakangnya bergerak lebih cepat. Tanpa dukungan patahan, gletser ini berkontribusi pada peningkatan permukaan laut.
Sejarah Patahan Es
Dalam beberapa dekade terakhir, berbagai patahan es besar telah lenyap, termasuk Prince Gustav Channel, Larsen Inlet, dan Wilkins. Perkembangan ini menyoroti pentingnya memantau patahan es yang mengambang dan arus yang membawanya jauh dari Antartika.
Arus Laut dan Pergerakan Gunung Es
Profesor Luckman menjelaskan, “Laut es di wilayah ini tidak berdiam di satu tempat; mereka berputar searah jarum jam dengan Weddell Gyre, membawa gunung es ke arah Samudra Selatan.” Proses ini bergantung pada seberapa cepat gunung es pecah dan kedalaman laut di sekitarnya.
Konsekuensi bagi Ekosistem
Seringkali, gunung-gunung es besar dari kawasan ini terhanyut oleh arus menuju perairan dangkal di South Georgia, di mana mereka akhirnya hancur secara bertahap. Menariknya, perairan ini juga menjadi jalur pelayaran bagi Ernest Shackleton saat menyelamatkan krunya dari es tebal Laut Weddell pada tahun 1916.
Penutup
Dengan semua perkembangan ini, penting bagi kita untuk terus memantau kondisi di Antartika, mengingat dampaknya yang signifikan terhadap perubahan iklim global dan kenaikan permukaan laut. Keberlangsungan ekosistem dan kehidupan manusia sangat bergantung pada bagaimana kita memahami dan merespons perubahan ini.