Mars pernah memiliki air yang mengalir di sungainya dan membentuk danau. Namun, pertanyaan besar tetap: apa yang terjadi pada air itu? Sebuah tim peneliti baru-baru ini menemukan jawabannya: banyak air Mars terperangkap dalam mineral di kerak planet ini.
Penemuan ini diumumkan dalam Konferensi Sains Bulan dan Planet ke-52 dan dipublikasikan dalam jurnal Science. Tim peneliti menggunakan data dari robot penjelajah dan pesawat antariksa yang mengorbit Mars, serta simulasi komputer untuk memahami bagaimana air menghilang dari planet tersebut.
Mars yang Dulu Basah
Sekitar empat miliar tahun lalu, Mars memiliki atmosfer yang tebal dan iklim yang lebih hangat. Pada masa itu, air mengalir melalui sungai dan membentuk cekungan akibat tumbukan meteorit. Bahkan, Mars memiliki cukup air untuk menutupi seluruh permukaannya setinggi 100 meter hingga 1 kilometer.
Namun, sekitar satu miliar tahun setelah itu, iklim Mars berubah drastis. Atmosfernya menipis, dan air yang pernah ada di permukaan menghilang.
Air Mars yang Hilang
Peneliti sebelumnya mengetahui bahwa Mars pernah lebih basah, tetapi hilangnya air tetap menjadi misteri. Dr. Peter Grindrod, seorang ahli planet dari Natural History Museum di London, menjelaskan bahwa meskipun sebagian air menguap ke luar angkasa, sebagian juga membeku dan tersimpan di bawah permukaan.
Mars memiliki atmosfer yang lebih rentan terhadap angin matahari, yang mengarah pada hilangnya unsur air ke angkasa. Namun, penurunan hidrogen saja tidak cukup untuk menjelaskan kehilangan air yang besar.
Air yang Terperangkap di Kerak
Temuan terbaru menunjukkan bahwa sebagian besar air Mars terkubur dalam mineral terhidrasi yang terdapat di kerak planet. Simulasi komputer menunjukkan bahwa antara 30% hingga 99% air Mars terperangkap dalam mineral tersebut. Proses hidrasi ini sangat umum di Mars, yang memungkinkan air tetap ada dalam bentuk mineral terhidrasi yang terperangkap dalam struktur batuan.
Prof. Bethany Ehlmann dari Caltech menjelaskan bahwa air yang ada di Mars sering terperangkap saat kerak Mars mengalami perubahan geologis. Mineral-mineral ini menyimpan air dalam bentuk yang tidak bisa hilang begitu saja.
Periode Noachian: Waktu Kehilangan Air
Penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar air Mars hilang selama periode yang dikenal sebagai Periode Noachian, sekitar 4,1 hingga 3,7 miliar tahun lalu. Di masa itu, Mars memiliki atmosfer yang lebih tebal, memungkinkan air untuk tetap ada di permukaan.
Dr. Michael Meyer dari NASA menambahkan bahwa air memainkan peran penting dalam geologi, iklim, dan kemungkinan kehidupan di Mars. Memahami bagaimana air hilang dari Mars dapat memberikan wawasan lebih dalam tentang perubahan iklim planet tersebut.
Jejak Air yang Masih Ada di Mars
Meskipun sebagian besar air hilang, jejak air masih terlihat di permukaan Mars, seperti di Jezero Crater, yang sedang dieksplorasi oleh robot penjelajah Perseverance. Dr. Grindrod mencatat bahwa bukti mineral terhidrasi di permukaan Mars menunjukkan bahwa air masih terkubur dalam bebatuan, memberi kita petunjuk lebih lanjut tentang sejarah planet ini.
Masa Depan Eksplorasi Mars
Temuan ini membuka kemungkinan baru bagi penjelajahan Mars, terutama dalam mencari tanda-tanda kehidupan purba. Penelitian ini juga memberi kita petunjuk tentang bagaimana air bisa tetap ada meskipun kondisi planet berubah drastis.
Dengan teknologi yang semakin canggih, para ilmuwan berharap dapat mengungkap lebih banyak tentang masa lalu Mars dan apa yang bisa kita pelajari dari planet ini di masa depan.