Pemerintah Inggris dan Amerika Serikat menuduh Rusia meluncurkan proyektil dari satelit luar angkasa. Tuduhan ini mengangkat kecemasan tentang perlombaan senjata luar angkasa, di tengah ketergantungan dunia pada satelit untuk berbagai fungsi, termasuk komunikasi dan navigasi.
Tuduhan Serius dari AS dan Inggris
Departemen Luar Negeri AS mengkritik Rusia atas penggunaan satelit untuk menguji senjata anti-satelit. Christopher Ford, Asisten Menteri Luar Negeri AS, menyatakan bahwa tindakan ini sangat mengkhawatirkan. Ia menyebut Moskow tidak konsisten dengan sikapnya yang sebelumnya mendukung pembatasan senjata luar angkasa. “Rusia ingin membatasi kemampuan AS, tapi terus mengembangkan sistem senjata luar angkasa,” ujarnya.
Marsekal Muda Harvey Smyth, Kepala Direktorat Antariksa Inggris, juga mengungkapkan kekhawatiran serupa. “Kami sangat khawatir dengan tindakan Rusia yang menguji salah satu satelitnya menggunakan proyektil yang mirip dengan senjata. Ini dapat mengancam penggunaan luar angkasa untuk tujuan damai,” katanya. Smyth menambahkan bahwa aksi semacam ini bisa menciptakan puing-puing berbahaya yang mengancam satelit dan sistem antariksa yang penting bagi banyak negara.
Penjelasan dari Rusia dan Ketegangan yang Meningkat
Meskipun tuduhan ini serius, Kementerian Pertahanan Rusia membantahnya. Mereka mengklaim bahwa uji coba tersebut bertujuan untuk memeriksa peralatan antariksa mereka. Namun, ini bukan pertama kalinya satelit Rusia memicu kontroversi. Sejak 2018, Kosmos 2523, sebuah satelit Rusia, menampilkan perilaku yang aneh di orbit Bumi. Baru-baru ini, satelit yang sama dilaporkan bergerak dekat dengan satelit milik AS.
Jenderal Jay Raymond, Kepala Komando Antariksa AS, menyebutkan bahwa Rusia menguji senjata anti-satelit yang tidak merusak. Ia menegaskan, “Rusia terus berupaya mengembangkan sistem senjata berbasis luar angkasa yang mengancam aset-aset antariksa AS dan sekutunya.”
Senjata Luar Angkasa: Ancaman yang Semakin Nyata
Perlombaan senjata luar angkasa telah menjadi ancaman nyata bagi keamanan global. Negara-negara seperti China, India, dan Rusia telah mengembangkan teknologi senjata yang bisa menghancurkan satelit musuh. Satelit kini digunakan untuk berbagai tujuan vital, seperti pengumpulan intelijen, komunikasi, navigasi, dan peringatan dini. Oleh karena itu, serangan terhadap satelit bisa berdampak besar, baik untuk militer maupun kehidupan sehari-hari.
Perlunya Perjanjian Internasional
Saat ini, tidak ada perjanjian internasional yang secara tegas melarang senjata anti-satelit. Beberapa negara berpendapat bahwa dunia perlu segera membuat kesepakatan yang mengatur penggunaan senjata di luar angkasa. Rusia, Amerika Serikat, China, dan India adalah negara-negara yang telah menunjukkan kemampuan mengembangkan senjata luar angkasa dalam sepuluh tahun terakhir.
Luar angkasa kini bukan hanya medan eksplorasi ilmiah, tetapi juga medan perang potensial. Beberapa negara sudah membentuk komando antariksa di angkatan bersenjata mereka untuk mempertahankan dan melindungi satelit-satelit penting mereka.
Kesimpulan: Ancaman yang Harus Diwaspadai
Uji coba senjata Rusia ini menunjukkan bahwa luar angkasa telah menjadi lini baru dalam persaingan militer. Keamanan antariksa kini harus menjadi perhatian global. Dunia harus lebih berhati-hati agar perlombaan senjata luar angkasa tidak mengancam perdamaian dan stabilitas. Negara-negara harus bekerja sama untuk mencegah eskalasi konflik luar angkasa yang bisa berdampak buruk bagi seluruh umat manusia.