Penemuan fosil ikan purba sepanjang delapan kaki dengan gigi setajam silet di Afrika Selatan telah menghebohkan dunia paleontologi. Makhluk ini hidup sekitar 360 juta tahun lalu dan disebut lebih tangguh dibandingkan hiu legendaris Megalodon. Para peneliti memberi nama ikan ini Fanjingshania, dan ciri khasnya mengungkap banyak rahasia evolusi ikan berahang modern.
Fanjingshania: Ikan Purba yang Membawa Lapisan Baja
Tim paleontologi menemukan Fanjingshania dengan tubuh yang dilindungi lapisan baja. Selain itu, ikan ini memiliki duri sirip yang unik. Para ilmuwan menemukan sekitar 20 gigi tajam pada fosilnya, yang tersusun dalam rahang melengkung mirip hiu masa kini.
Robert Gess, peneliti dari Rhodes University di Afrika Selatan, “Ini adalah ikan berahang tertua dengan struktur tubuh yang lengkap,” ujar Gess.
Keunikan Evolusi: Duri Sirip dan Lapisan Dermal
Fanjingshania menunjukkan ciri khas evolusi yang menarik, seperti pelat dermal pada bahunya yang menyatu menjadi satu unit. Duri pada sirip prepektoral, dada, dan pelvis membantu ilmuwan memahami posisi spesies ini dalam pohon evolusi vertebrata.
Fosil tulangnya juga mengungkapkan proses resorpsi, penyerapan jaringan tubuh, yang sebelumnya hanya ditemukan pada ikan bertulang dan manusia. Proses ini menjadi penanda bahwa kerangka Fanjingshania berkembang secara kompleks, mendekati struktur vertebrata modern.
Penemuan Fosil Lain: Evolusi Sirip Berpasangan
Selain Fanjingshania, para ilmuwan juga mempelajari fosil ikan purba tanpa rahang bernama Galeaspid. Para ilmuwan menemukan fosil ini di China dan Vietnam, dan bagian tubuhnya mengungkapkan asal-usul sirip berpasangan
“Fosil Galeaspid selama ini hanya menunjukkan bagian kepala. Penemuan baru ini adalah pertama kalinya kita bisa melihat sirip berpasangan berevolusi,” ungkap Gess. Sirip tersebut menjadi dasar perkembangan sirip pada ikan modern dan vertebrata lainnya, termasuk manusia.
Mengapa Penemuan Ini Penting?
Penemuan Fanjingshania dan Galeaspid membawa wawasan baru tentang evolusi ikan berahang. Fosil-fosil ini menunjukkan bagaimana ikan purba berevolusi menjadi bentuk modern yang kita kenal saat ini. Dengan tubuh berlapis baja dan gigi setajam silet, Fanjingshania menjadi salah satu fosil yang menggambarkan kekuatan makhluk prasejarah secara detail.
Kesimpulan:
Fosil ini membuka jendela baru ke masa lalu dan menunjukkan betapa beragamnya makhluk hidup pada zaman purba. Melalui penelitian yang terus berkembang, kita dapat memahami bagaimana vertebrata, termasuk manusia, berevolusi dari ikan purba seperti Fanjingshania dan Galeaspid.