Ilmuwan Kembangkan Metode AI untuk Deteksi Kehidupan di Luar Angkasa

Ilmuwan Kembangkan Metode AI untuk Deteksi Kehidupan di Luar Angkasa
Ilmuwan Kembangkan Metode AI untuk Deteksi Kehidupan di Luar Angkasa

Metode berbasis AI ini berpotensi membantu mengidentifikasi tanda-tanda kehidupan di luar angkasa dengan akurasi lebih dari 90%.

Sekelompok ilmuwan di Amerika Serikat telah mengembangkan sistem kecerdasan buatan (AI) yang dapat mendeteksi tanda-tanda kehidupan di planet lain. Sistem ini tidak mencari alien berwarna hijau, tetapi molekul biologis yang menunjukkan kemungkinan kehidupan.

Peneliti mempresentasikan hasil ini pada Konferensi Geokimia Goldschmidt di Lyon pada Juli 2023. Robert Hazen, pemimpin tim, menyatakan bahwa ini adalah langkah besar dalam mendeteksi kehidupan di dunia lain.

Metode Baru untuk Menganalisis Sampel

Ilmuwan menggunakan spektrometri massa kromatografi gas pirolisis (GCMS) untuk menganalisis 135 sampel. Sampel tersebut berasal dari berbagai sumber, baik biologis (seperti rambut manusia dan minyak mentah) maupun non-biologis (seperti meteorit dan senyawa sintetis).

Proses ini dimulai dengan pemanasan sampel di ruang tanpa oksigen. Kemudian, menggunakan GCMS, ilmuwan memisahkan komponen-komponen sampel untuk dianalisis. Data tersebut kemudian diproses dengan AI, yang belajar untuk membedakan molekul biologis dan non-biologis. Hasilnya, sistem ini mencapai akurasi lebih dari 90%.

Potensi untuk Menemukan Kehidupan di Mars dan Bumi

Peneliti dapat mencari tanda-tanda kehidupan yang mungkin pernah ada di planet merah.

Metode ini juga dapat memberi wawasan tentang asal-usul kehidupan di Bumi. Dengan mengidentifikasi perbedaan antara molekul biologis dan non-biologis, ilmuwan bisa memahami lebih baik bagaimana kehidupan pertama kali muncul.

Hadiah untuk Astrobiologi

Andrew H. Knoll, profesor dari Universitas Harvard, menyebut penemuan ini sebagai “hadiah bagi ahli astrobiologi“. Teknik ini juga dapat membantu menyelidiki sedimen berusia 3,5 miliar tahun di Australia Barat, yang mungkin mengandung fosil mikroba tertua di Bumi.

Di masa depan, versi lebih canggih dari sistem ini bisa diterbangkan ke Mars untuk mencari tanda-tanda kehidupan, sekaligus memberikan wawasan lebih dalam tentang kehidupan di Bumi.

Menyongsong Eksplorasi Luar Angkasa

Para ilmuwan optimis bahwa teknologi AI ini akan mempercepat pencarian kehidupan di luar Bumi. Dengan kemampuan untuk menganalisis sampel dengan lebih tepat, manusia semakin dekat untuk menjawab pertanyaan besar: Apakah kita sendirian di alam semesta ini?

Comments

No comments yet. Why don’t you start the discussion?

Tinggalkan Balasan