Kematian bintang selalu menjadi misteri menarik dalam dunia astronomi. Baru-baru ini, para astronom mengungkapkan salah satu cara bintang bisa hancur melalui tabrakan mematikan di area yang sangat padat dan kacau. Mereka menyebut peristiwa ini sebagai “demolition derby” atau derby penghancuran.
Kematian Bintang dari Galaksi Purba
Peneliti mengamati ledakan bintang yang sangat energik dari galaksi purba. Ledakan ini tampaknya dipicu oleh tabrakan dua bintang padat, khususnya bintang neutron, di dekat lubang hitam supermasif di pusat galaksi berbentuk elips. Dalam jurnal Nature Astronomy, para ilmuwan menyebut peristiwa ini sebagai bentuk penghancuran bintang yang belum pernah terlihat sebelumnya.
“Demolition Derby” Bintang
Andrew Levan, astronom dari Radboud University, menjelaskan bahwa tabrakan tersebut menghasilkan semburan sinar gamma, yang merupakan ledakan paling kuat di alam semesta. Ledakan ini melepaskan energi besar dalam waktu singkat. Sinar gamma berasal dari tabrakan bintang neutron yang terjadi di lingkungan sangat padat dan kacau.
Lubang Hitam Supermasif Memicu Tabrakan
Lubang hitam supermasif di pusat galaksi mempengaruhi pergerakan bintang dan objek lainnya. Gaya gravitasi kuat dari lubang hitam ini meningkatkan kemungkinan tabrakan antar bintang, menciptakan skenario “derby penghancuran”. Dalam proses ini, bintang-bintang bertabrakan dan hancur dalam ledakan besar.
Bintang Padat vs. Bintang Seperti Matahari
Bintang-bintang yang sangat masif atau padat, seperti bintang neutron, mati dalam ledakan supernova yang menghasilkan bintang neutron atau lubang hitam. Bintang dengan massa lebih kecil, seperti matahari, mengembang, melepaskan lapisan terluarnya, dan berubah menjadi katai putih. Temuan ini menunjukkan cara lain bintang bisa mati, yang selama ini hanya dihipotesiskan.
Penantian Selama 40 Tahun
Konsep bahwa bintang bisa mati akibat tabrakan sudah ada sejak tahun 1980-an. Namun, para ilmuwan baru menemukan bukti pengamatan langsung setelah 40 tahun menunggu. Levan mengatakan, “Kami menunggu selama 40 tahun untuk menemukan tanda-tanda peristiwa ini.”
Temuan ini membuka wawasan baru tentang kehidupan dan kematian bintang. Tabrakan bintang padat di lingkungan kacau ini memberikan bukti dramatis tentang cara bintang bisa hancur di alam semesta.