Apakah Mars pernah mendukung kehidupan? Atau bahkan ada kehidupan mikroba di sana? Sampai sekarang, kita masih belum tahu jawabannya. Namun, ilmuwan kini punya cara baru untuk mencari jejak kehidupan Mars—dan mereka melakukannya di Bumi!
Meskipun sudah banyak misi yang mengirim pesawat dan satelit untuk mempelajari Mars, kita belum menemukan bukti kehidupan di sana. Tapi dengan menggunakan teknik canggih, para peneliti sekarang bisa mencari jejak kehidupan mikroba masa lalu di meteorit Mars yang jatuh ke Bumi.
Mencari Jejak Kehidupan di Permukaan
Salah satu aspek yang membuat penelitian ini menarik adalah peran permukaan dalam kehidupan. Semua kehidupan, baik mikroba maupun makhluk besar, sangat bergantung pada permukaan untuk bertahan hidup. Permukaan—entah itu di batu, kaca, atau benda lainnya—menjadi tempat di mana mikroba bisa berkembang dan bertahan.
Pernah nggak lo perhatiin permukaan gelas kopi di kantor yang penuh dengan noda? Itu dia, contoh kehidupan yang berkembang di permukaan! Bahkan, banyak obat-obatan seperti antibiotik bekerja dengan merusak permukaan bakteri atau jamur yang menginfeksi tubuh kita. Dan hal ini juga berlaku di alam semesta, termasuk di Mars!
Batu Mars dan Bumi: Mirip Tapi Berbeda
Salah satu alasan kenapa ilmuwan percaya bahwa kehidupan mungkin pernah ada di Mars adalah karena batu di Bumi dan Mars punya kesamaan. Di dasar Laut Pasifik, ilmuwan sudah menemukan batu-batu kuno yang memiliki tanda-tanda kehidupan mikroskopis, seperti terowongan kecil yang ditinggalkan oleh mikroba purba yang mencari nutrisi.
Batu-batu ini bahkan berusia hingga 3,3 miliar tahun, dan beberapa ilmuwan berpendapat bahwa ini adalah bukti kehidupan pertama di Bumi. Sekarang, para peneliti berusaha mencari jejak serupa di meteorit Mars yang jatuh ke Bumi. Apakah mereka bisa menemukan sesuatu yang serupa dengan yang ada di Bumi?
Teknik Canggih untuk Mencari Molekul Kehidupan
Peneliti kini menggunakan teknologi canggih untuk menganalisis permukaan meteorit Mars. Salah satu teknik yang digunakan adalah X-ray photoelectron spectroscopy (XPS) dan Secondary Ion Mass Spectrometry (SIMS). Kedua teknik ini memungkinkan mereka untuk memetakan molekul dan elemen pada permukaan dengan sangat rinci, bahkan pada skala nanometer.
Dengan teknik ini, ilmuwan bisa mengidentifikasi molekul organik yang mungkin pernah ada di Mars, seperti hopanes atau sterans—molekul yang lebih sederhana dan lebih tahan lama dibandingkan dengan melanin yang bisa bertahan ratusan juta tahun.
Apakah Kita Akan Menemukan Jejak Kehidupan?
Meskipun penemuan ini sangat menjanjikan, kita masih harus berhati-hati. Jika kita hanya melihat meteorit Mars melalui mikroskop, kita mungkin hanya akan melihat jejak yang ditinggalkan oleh proses geologis, bukan kehidupan. Namun, jika molekul-molekul organik itu terdeteksi dengan jelas di permukaan meteorit dan tidak tercampur dengan jejak lainnya, kita mungkin telah menemukan bukti kehidupan Mars.
Peneliti mengaku bahwa ini adalah pekerjaan yang sangat sulit, dan mungkin perlu waktu bertahun-tahun untuk bisa menganalisisnya dengan tuntas. Tapi satu hal yang pasti: penemuan ini membuka pintu bagi pemahaman kita tentang apakah kehidupan bisa ada di luar Bumi, terutama di Mars!
Mengungkap Rahasia Mars dan Bumi dengan Teknologi Canggih
Lebih dari sekadar mencari kehidupan Mars, teknik ini juga membuka peluang besar dalam berbagai bidang lain. Dari kedokteran hingga fisika dan rekayasa mesin, teknologi ini bisa membantu kita memahami lebih banyak tentang dunia di sekitar kita.
Penelitian ini menjadi bukti betapa pentingnya permukaan dalam menjaga kehidupan, baik itu di Bumi, Mars, atau planet lainnya. Siapa tahu, dengan terus mengeksplorasi, kita bisa menemukan jejak kehidupan yang lebih banyak di tempat-tempat yang sebelumnya tak terbayangkan.
Peter Cumpson adalah profesor di bidang rekayasa mesin di Newcastle University, Inggris. Dengan metode baru yang ia kembangkan, kita semakin dekat untuk mengungkap misteri kehidupan di luar Bumi.